top of page
Cari

Ternyata 5 Hal Ini Merusak Hutan Kita!

Siap-siap, guys....karena dari awal juga sudah shocking banget (yes, kita masih belum bisa move on dari #1)

Bongkahan kayu

Sumber: Anton Bozhina [11]


To read this blog in English, click here.


Modernisasi merubah gaya hidup menjauh dari alam dan rasa ketidakpedulian kita terhadap alam semakin membawa kita untuk terlena dan melupakan akan adanya bahaya yang akan melanda.


Berikut adalah lima hal yang kalian tidak sadar merusak hutan kita.


 

1. Alpukat

Alpukat yang sudah matang
Alpukat adalah salah satu makanan yang paling trendy di antara semua superfood.

Sumber: Louis Hansel [12]


Alpukat adalah salah satu makanan yang paling trendy di antara semua superfood. Maka nggak heran kalau kita sering lihat alpukat menjadi maskot diet sehat generasi jaman now.


Nah, mungkin kalian penasaran dengan alasan di balik popularitas buah alpukat. Sebenarnya, alasan utama kenapa buah alpukat disenangi oleh masyarakat dunia adalah karena buah alpukat sangat kaya akan nutrisi. Tahukah kalian bahwa mengkonsumsi buah alpukat bisa menurunkan risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung dan juga membuat kulit kita tampak lebih sehat? [1].



Eits, tunggu dulu. Buah alpukat memang menawarkan banyak manfaat kesehatan, tapi hype seputar buah alpukat juga menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, terutama hutan kita. Sebagai contoh wilayah hutan di Meksiko semakin terdeforestasi demi memenuhi permintaan buah alpukat yang semakin lama semakin tinggi.


Nggak cuma itu, lho, guys. Memproduksi buah alpukat juga membutuhkan jumlah air yang tinggi. Tahukah kalian, memproduksi satu kilogram buah alpukat membutuhkan dua ribu liter air dan ini empat kali lebih tinggi dibandingkan jumlah air yang dibutuhkan untuk memproduksi satu kilogram jeruk! Di Chili, warga setempat menyalahkan obsesi global dengan alpukat sebagai alasan utama terjadinya kekeringan di sana [2].


Lebih parahnya lagi, popularitas buah alpukat yang semakin meningkat juga mengundang tindak kejahatan! Di Michoacán dimana 80% dari buah alpukat produksi Meksiko berasal, ada sejumlah kartel yang menjalankan blood avocado yang sebenarnya adalah aksi pemerasan terhadap petani lokal [3].



Ehem, jadi saran kami adalah kurangi konsumsi buah alpukat.


Buah alpukat memang sehat, tapi bukankah bumi yang sehat lebih bagus?

 
 

2. Wax Mobil

Mobil merah melaju di jalan
Lilin Carnauba mempunyai suhu leleh yang tinggi dan tahan sinar UV sekaligus air

Sumber: Pixabay [13]


Mungkin kalian pernah mikir, "Kok mobil kita bisa berkilau?" Jawabannya: Wax mobil, apalagi yang terbuat dari lilin Carnauba.


Lilin ini berasal dari pohon yang bernama Palem Carnauba yang hanya tumbuh di Brasil. Cara pembuatannya seperti ini: daun yang terkumpul akan dikeringkan selama beberapa hari dan akhirnya ditumbuk untuk mengambil lilinnya.


Walaupun sering dipakai untuk produk permen dan kosmetik, lilin Carnauba adalah bahan “it” untuk wax mobil karena lilin Carnauba mempunyai suhu leleh yang tinggi dan tahan sinar UV sekaligus air sehingga melindungi cat bodi pada mobil dari oksidasi, fading dan berubah warna [4].


Artinya: Memakai lilin Carnauba sebagai wax mobil akan membantu kamu menghemat $$$.



Pertanyaan selanjutnya adalah: Kenapa lilin Carnauba ada di daftar ini jika pemakaiannya menawarkan banyak sekali keuntungan?


Well, pemakaian lilin Carnauba menimbulkan beberapa masalah lingkungan, seperti deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati dan kekeringan panjang. Selain itu, proses produksi lilin Carnauba juga bermasalah dalam hal etis dimana para pegawai dilaporkan bekerja dalam kondisi kerja yang kurang memadai dan gaji yang terlalu rendah.


Jangan kecil hati, guys! Kita punya kabar baik untuk kalian. Ternyata ada beberapa organisasi yang sedang memberi dukungan kepada pengusaha lokal untuk mencari alternatif agar dapat mencari solusi terhadap masalah lingkungan dan sosial yang melanda industrinya [5]. Jadi, kita bisa menunggu hasil yang berbuah dari inisiatif ini!



3. Tisu Toilet

Tumpukan tisu toilet
Tisu toilet adalah barang yang paling dicari-cari di tengah pandemi

Sumber: Jasmin Sessler [14]


Ingat nggak, tisu toilet adalah barang yang paling dicari-cari beberapa bulan yang lalu?


Meskipun wabah covid-19 sudah mencapai titik akhir, kayaknya kita nggak akan bisa melupakan bayangan orang-orang berkelahi di supermarket demi mendapatkan tisu toilet dalam waktu dekat.


Terlepas dari itu, sebenarnya seram kalau kita bayangkan dampak lingkungan di balik peristiwa ini. Mari kita ambil Amerika Serikat sebagai contoh. Bahkan sebelum covid-19 terjadi, Amerika Serikat adalah konsumen tisu toilet tertinggi di dunia!


Tahu nggak, rata-rata warga Amerika Serikat menggunakan 130 rol tisu toilet setiap tahunnya? [6]



Ini beneran, lho! Yang bikin kita gemetar adalah konsumsi dengan skala besar seperti ini menimbulkan dampak negatif di tempat yang jauh dari tempat konsumsi, seperti hutan hujan Sumatera alias habitat harimau Sumatra dan bunga Rafflesia [7]..


Di beberapa negara seperti Brasil, tingkat deforestasi sudah menurun sebesar 80% sejak tahun 2004 [6]. Sebaliknya, tingkat deforestasi di Indonesia naik dua kali lipat selama 10 tahun terakhir dan pulp dan kertas adalah salah satu kontributor terbesar pada fenomena ini. Kaitannya dengan Amerika serikat adalah akhir-akhir ini, pasar Amerika Serikat mulai dibanjiri dengan produk yang menggunakan bahan dari hutan hujan Sumatera.


Bayangkan hutan hujan kita dihancurkan dengan gergaji mesin dan buldoser….



….untuk tisu toilet.



Mau menyelamatkan Harimau Sumatera kita? Mulai beli produk dengan sertifikat FSC atau 100% daur ulang [6]. Kalau kamu mau lebih extra lagi, kamu juga bisa ganti menggunakan tisu dari bambu bahkan kain.

 
 

4. Karet

Ban mobil hitam
Sekitar tiga-perempat panen karet alam dipakai untuk memproduksi ban otomotif, mobil truk dan pesawat terbang

Sumber: Mike [15]


Oke, yang kita maksud adalah karet alam, bukan saudara sintetisnya.


Karet alam dibuat dari getah pohon karet yang juga dikenal dengan lateks.


Sekitar tiga-perempat panen karet alam dipakai untuk memproduksi ban otomotif, mobil truk dan pesawat terbang—yaitu hampir dua milyar per tahun [8].



Sebagai produsen karet alami terbesar kedua di dunia, Indonesia memasok mayoritas permintaan pasar global [9]. Ya, ini tentu memperkaya negara kita dan memberikan pemasukan yang lumayan stabil untuk warga lokal, akan tetapi cara produksi kita sama sekali tidak berkelanjutan (atau sustainable). Hal ini bisa terlihat dengan bagaimana kita merusak hutan yang menjadi tempat tinggal masyarakat adat dan juga hewan-hewan yang termasuk langka di dunia! Selain itu, produksi karet alami juga mengubah lahan kita sehingga bersifat monokultur yang akibatnya menghalangi pertumbuhan alami jenis tanaman lain.


Tunggu dulu, kita masih ada harapan! Di Sumatera, Indonesia’s Thirty Hills Landscape, WWF sedang bekerja sama dengan Michelin serta mitra kerjanya untuk merancang perkebunan dengan deforestasi tingkat nol agar bisa menunjukkan bahwa karet alami bisa diproduksi dengan cara ramah lingkungan [10].



Yang terakhir....




5. Minyak Kelapa Sawit


Kita benci mengatakannya, tapi hampir SEMUANYA mengandung minyak kelapa sawit. Dari pizza sampai shampo.


Mungkin kamu bertanya-tanya kenapa. Well, alasannya hanyalah satu: fleksibilitas. Minyak kelapa sawit memiliki berbagai macam kualitas yang membuat kita bergantung padanya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, minyak kelapa sawit bersifat semi-padat di suhu kamar sehingga olesan bisa dimakan. Kemudian, minyak kelapa sawit juga tahan terhadap oksidasi sehingga shelf-life pun tahan semakin lama. Selain itu, minyak kelapa sawit juga stabil di suhu tinggi sehingga gorenganmu tetap renyah dan yang terakhir, minyak kelapa sawit tidak ada bau dan warna yang khas sehingga makananmu terlihat dan tercium seperti….yah, makananmu [11].


Sumber: Business Insider [12]


Tapi, minyak kelapa sawit adalah pemicu deforestasi di beberapa hutan yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Akibatnya, beberapa hewan, seperti Harimau Sumatera dan Orangutan semakin terancam punah. Lebih parahnya lagi, deforestasi juga membuat bumi kita rentan terhadap dampak dari perubahan iklim.



Apa yang bisa kalian lakukan? Belilah barang dengan sertifikat RSPO. Pada bulan November tahun 2018, standar RSPO diperkuat sehingga ini membantu sejumlah perusahaan untuk melaksanakan komitmen dalam memproduksi minyak kelapa sawit yang bebas deforestasi, ekspansi rawa gambut dan pembakaran liar [11].


 

Sebagai konsumen, kita mempunyai pilihan antara convenience dan sustainability, sebagaimana artikel di atas menunjukkan gaya hidup yang sustainable bukan lagi sebuah konsep atau trend, melainkan satu-satunya cara agar tetap bertahan hidup. Oleh karena itu, ayo kita pinjamkan suara untuk hutan kita yang telah bekerja keras demi memenuhi kebutuhan dan melindungi kita.


May the forests be with you.


 

Disklaimer: Urutan di atas tidak berdasarkan produk mana yang mempunyai dampak negatif yang paling tinggi pada hutan kita. Produk-produk di atas ditulis secara acak.


Sumber:

[8] https://www.nationalgeographic.com/magazine/2016/01/southeast-asia-rubber-boom/

[10] https://www.worldwildlife.org/projects/thirty-hills

[11] https://www.wwf.org.uk/updates/8-things-know-about-palm-oil


Foto:


#indonesia #lingkungan #hutanhujan #hutan #pohon #hasilhutan #deforestasi #kekeringan #perubahaniklim

0 komentar
bottom of page