To read this post in English, click here
Ada banyak pertanyaan mengenai sampah yang tak usai dan terus berlanjut. Hal ini selalu menjadi masalah karena walau sudah ratusan hingga ribuan kampanye mengenai kebersihan lingkungan, merawat Bumi, ataupun menciptakan Bumi yang baik untuk ditinggali, sampah masih menjadi topik hangat yang berulang dibahas.
Apakah manusia tidak bisa menyadari mengenai hal ini?
Pantai Menjadi Tempat Aduan Para Sampah
Sampah di laut Indonesia merajalela, tentu saja karya-karya kesadaran manusia itu akan mampir ke bibir pantai, memilih menetap atau kembali berenang meracuni biota laut yang semakin menipis. Ragamnya pun banyak, dari kumpulan plastik yang sulit dihilangkan hingga tumpahan batubara. Pantai seperti panti asuhan untuk sampah-sampah yang tak tahu dari mana asalnya, mereka terombang ambing dari laut, pemukiman di pesisir, atau bahkan benua lain.
Diketahui bahwa sejak September 2023, sudah tiga kali batubara mencemari pantai dan laut kawasan konservasi di Meureubo, Aceh.
Foto oleh AHAN [1]
Batubara ini singgah di bibir pantai karena terbawa oleh arus laut, masyarakat sekitar menduga hal ini dikarenakan PT Mifa Bersaudara dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang juga menggunakan batubara untuk memproduksi listrik.
Kejadian ini berdampak fatal pada pantai dan juga laut, dimulai dari terumbu karang yang rusak hingga dampak pada nelayan yang harus mencari ikan di laut yang lebih jauh. Tentu saja, kejadian ini satu dari berbagai banyak kasus sampah pada pantai dan laut.
Tamu yang Datang Dari Berbagai “Kalangan”
Tidak hanya di kawasan konservasi, pantai yang cukup tercemar adalah pantai yang dijadikan sebagai tempat wisata. Tingginya para pedagang dan kurangnya kesadaran para pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya, membuat sampah seperti menjadi tamu tak diundang karena membuat pemandangan tak nyaman.
Berikut merupakan data sampah yang memenuhi laut menurut databoks pada tahun 2020, plastik menjadi juara satu dalam hal ini.
Data grafik oleh Databox [2]
Sebuah grup aksi peduli lingkungan bernama Pandawara, pada tahun 2023 menginisiasi untuk membersihkan pantai terkotor di Indonesia yang terletak di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Namun sangat disayangkan, belum satu tahun sejak Pandawara dan masyarakat secara massal membersihkan pantai tersebut, kini kembali dipenuhi oleh sampah.
Refleksi Bagi Kita Semua
United Nations Environment Programme (UNEP) memprediksi pada 2040, sampah plastik yang masuk ke dalam ekosistem laut meningkat hampir 3 kali lipat, jika tidak ada pencegahan serius. Hal ini menjadi perhatian kita semua, karena dampak sampah yang memukimi pantai dan laut tak hanya membahayakan lingkunan, namun juga manusia. Ikan atau hewan laut yang menelan mikro plastik, dapat menyerap racun sampah tersebut dan memindahkan ke manusia yang mengonsumsinya.
Pantai bukan tempat di mana sampah bermukim, bukan sebuah panti untuk menampung sampah-sampah yang tak diketahui secara jelas dari mana asal-usulnya. Sejatinya, fungsi pantai adalah menjadi sumber kehidupan penduduk kawasan pesisir, areal tambak garam, dan masih masih banyak lagi.
Namun tentu saja, siapa yang ingin menikmati sunset ditemani tumpukan sampah?
Baca juga : Panduan Mengurangi Sampah Anda
Apa yang Anda ingin kami bicarakan selanjutnya? Tulis di forum kami DISINI!
Sumber dan foto:
Comments