Ini adalah cara-cara untuk mengenali dan menghindari greenwashing di dunia fesyen untuk membuat kegiatan belanjamu menjadi lebih sustainable, dari supply chain sampai toko retail.
Sumber: Hannah Morgan [4]
To read this blog in English, click here!
Di tengah semakin maraknya fenomena greenwashing di industri fesyen, kita para pembeli harus selalu selangkah di depan perusahan-perusahaan fesyen. Meskipun salah satu cara untuk mencegah praktik greenwashing adalah dengan tidak mendukung merek greenwashing, pada kenyataannya, greenwashing terkadang cukup sulit untuk dikenali. Tapi, kita tidak perlu khawatir tentang itu. Berikut enam cara yang bisa kita lakukan dengan mudah untuk mengetahui apakah klaim yang diberikan oleh merek favorit kita benar atau tidak.
1. Knowledge is power
Knowledge is power. Yup, kutipan itu berlaku di banyak tingkatan termasuk saat kita ingin berbelanja produk fesyen favorit kita. Untuk menghindari greenwashing, pertama-tama kita harus mengetahui apa sebenarnya greenwashing itu, apa saja contoh-contoh umum greenwashing di industri fesyen, dan juga terus memperbarui pengetahuan kita tentang greenwashing. Semakin kita terbiasa dengan pola greenwashing, semakin mudah bagi kita untuk mengidentifikasinya.
2. Cari bukti dan fakta
Selalu mencari fakta dan angka untuk mengonfirmasi klaim yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan fesyen daripada menerimanya begitu saja. Kita dapat mengunjungi situs web atau menelepon mereka. Ini adalah contoh target keberlanjutan dari Eileen Fisher. Selain itu, kita dapat juga mengecek sertifikasi yang memverifikasi klaim mereka. Ini adalah beberapa contohnya:
Bluesign® yang mencakup lingkungan, kesehatan dan keselamatan di bidang manufaktur tekstil;
Cradle to Cradle Certified™ yang mencakup biodegradabilitas dan kompostabilitas bahan;
Global Organic Textile Standard yang memastikan kapas organik memenuhi standar yang berlaku.
Sumber: Volha Flaxeco [5]
Ingat, karena proses untuk mendapatkan sertifikasi umumnya tidak murah, banyak perusahaan fesyen menghadapi kesulitan untuk mendapatkan sertifikasi. Hal yang perlu diingat adalah bahwa tidak adanya sertifikasi tidak selalu berarti merek tersebut melakukan greenwashing.
Baca Juga: Greenwashing: Cerita tentang Produk Ramah Lingkungan yang Sebenarnya Tidak Ramah Lingkungan
3. Produk alami dan natural tidak selalu lebih ramah lingkungan
Bahan alami seperti bambu dan viscose sering dinilai sebagai bahan ramah lingkungan. Hal yang sama berlaku untuk bahan vegan seperti bahan sintetis pengganti kulit atau bulu.
Namun kenyataannya, mereka bukanlah satu-satunya jalan untuk menjadi berkelanjutan. Misalnya, bambu adalah pohon yang cepat tumbuh, tetapi terkadang proses penumbuhannya menggunakan pestisida yang dapat mencemari lingkungan [1].
Sedangkan bahan kulit sintetis biasanya dianggap ramah lingkungan karena proses produksinya yang tidak melibatkan hewan. Tapi, produk sintesis seringkali dibuat dari minyak bumi, yang sebenarnya memiliki efek buruk terhadap iklim [1].
Jadi sebenarnya semuanya bergantung pada bagaimana bahan pakaian diproduksi. Untungnya, ada inovasi seperti Higg Materials Sustainability Index yang dapat kita gunakan untuk membandingkan dampak lingkungan di antara jenis-jenis tekstil yang berbeda.
4. Cari tahu siapa yang membuat bajumu
Sustainability adalah konsep multidimensional yang menyentuh setiap aspek bisnis dari proses manufaktur hingga toko retail di sepanjang supply chain. Artinya tidak hanya lingkungan, tetapi juga aspek sosial seperti bagaimana perusahaan memperlakukan pekerjanya. Dalam beberapa tahun terakhir, klaim tentang penganiayaan pekerja dan keterlibatan anak-anak dalam industri fast-fashion bermunculan [2,3].
Sumber: Rio Lecatompessy [6]
Berikut beberapa platforms yang dapat berguna untuk mempelajari praktik usaha dan produksi suatu perusahaan fesyen beserta dampak sosial dan lingkungannya:
Transparency Index oleh Fashion Revolution
5. Fokus kepada perusahaan yang menerapkan pendekatan berkelanjuta yang holistik
Terakhir, fokus pada merek yang mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan pada semua aspek yang mereka lakukan, dari proses pembuatan hingga desian produk.
Dengan mengingat setidaknya lima hal tersebut, kini kita dapat terus berbelanja baju dari merek favorit kita tanpa harus khawatir akan greenwashing.
Sumber:
Foto:
Commenti