top of page
Cari

3 Negara dengan Kebijakan yang Patut Dicontoh dalam Menghadapi Ancaman Perubahan Iklim

To read this article in English, click here.


Iklim mendorong planet kita ke titik kritis global, tetapi beberapa negara masih tertinggal dalam hal green commitment (kerjasama PBB dalam mengurangi efek gas rumah kaca). Namun, tidak perlu khawatir, karena inilah beberapa negara yang telah melakukan pembicaraan ramah lingkungan!


1. Denmark

Denmark diakui sebagai pemimpin global dalam mengintegrasikan variabel energi terbarukan. Ini memiliki pangsa energi angin tertinggi baik dalam total konsumsi energi primer dan listrik [1]. Budaya bersepeda orang Denmark juga terkenal di Denmark sejak krisis minyak melanda pada tahun 1970-an. Budaya bersepeda yang unik memegang posisi kunci dalam perencanaan kota modern dan dalam mengurangi polusi udara. Selain ramah lingkungan, perjalanan dengan sepeda adalah yang tercepat, termudah, dan paling sehat [2].

Sumber: Febiyan [9]


Jika hal tersebut tidak cukup mengesankan, baru-baru ini Denmark berkomitmen untuk mengakhiri semua eksplorasi dan produksi minyak bumi dan gas di Laut Utara pada tahun 2050 [3]. Namun, dalam hal kerjasama dengan Amerika Serikat, Denmark akan membangun pulau buatan di Laut Utara dan digunakan sebagai pusat energi bersih [4].


2. Swedia

Tidak lupa juga dengan Swedia dan sistem daur ulangnya yang sangat efektif dan revolusioner! [5]. Hanya 1% sampah yang terkirim pada tempat pembuangan sampah akhir. Sebanyak 52% lainnya diubah menjadi energi, sedangkan 47% lainnya didaur ulang. Tahukah Anda bahwa Sweden menghasilkan $USD 100 juta tiap tahunnya dengan mengimpor dan mendaur ulang sampah dari negara lain?

Sumber: Waste4change [10]


Tidak hanya itu, Sweden juga memiliki tren baru yaitu “Plogging” yang merupakan kombinasi dari frase Bahasa Inggris, “jogging” dan “plocka upp”, sebuah istilah Swedia yang memiliki arti mengambil/memungut [6]. Sehingga masyarakat akan jogging sambil memungut sampah di sepanjang jalan. Sweden juga menargetkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 59% pada tahun 2030, dan emisi nol karbon ekonomi pada tahun 2045 [7].

 
 

3. Italia

Mulai pada September 2020, Italia akan mewajibkan studi tentang perubahan iklim dan keberlanjutan untuk semua siswa di setiap kelas. Lorenzo Fioramonti, Menteri Pendidikan Italia, menyatakan bahwa semua sekolah umum (negeri) di Italia akan diminta untuk mengajar 33 jam setahun tentang perubahan iklim dan topik terkait.


Juga diusulkan bahwa anak-anak berusia 6 hingga 19 tahun untuk menghabiskan minimal satu jam seminggu pada topik-topik seperti polusi laut, kehidupan berkelanjutan, dan sumber-sumber energi terbarukan. Tujuan dari program ini adalah untuk mengedukasi siswa dari segala usia tentang ancaman darurat iklim dunia dan bagaimana mengatasinya melalui keberlanjutan [8].

 

Dari budaya bersepeda di Denmark sampai kurikulum studi perubahan iklim dan keberlanjutan terkemuka di Italia, terlihat jelas bahwa perubahan iklim semakin dianggap sebagai masalah yang harus dihadapi secepatnya. Dari negara-negara tersebut, kita juga dapat belajar bahwa tidak hanya pemerintah memiliki peran penting dalam mengatasi ancaman perubahan iklim, tetapi kesadaran kita sendiri sebagai individu juga penting, demi masa depan dan generasi muda!

 
 

Sumber:


Foto:

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page