To read this article in English, click here.
Di Indonesia, ekosistem mangrove yang luas mencakup 3,63 juta hektar, mewakili 20-25% dari total dunia [1, 2]. Sebagai salah satu penyumbang terbesar cakupan mangrove dunia, Indonesia memainkan peran penting dalam melestarikan habitat vital ini. Dengan hilangnya dan degradasi mangrove yang mengkhawatirkan di seluruh dunia, melindungi dan melestarikan hutan yang tak ternilai ini menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Hutan bakau Indonesia memiliki keuntungan yang luar biasa, bertindak sebagai hotspot keanekaragaman hayati dan memberikan perlindungan pesisir. Mereka memainkan peran penting dalam memerangi perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida dan bertindak sebagai filter alami, memurnikan perairan pesisir.
Temui Penjaga Mangrove Indonesia yang Luar Biasa
Sekarang, mari perkenalkan kepada Anda lima penjaga mangrove Indonesia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk melindungi dan melestarikan ekosistem yang tak ternilai ini.
Iwan Winarto: Memberdayakan Masyarakat dan Melindungi Mangrove
Iwan mendedikasikan dirinya untuk melestarikan harta karun pulaunya, Mangrove, yang tak ternilai. Dari mengatur pembersihan pantai dan memelihara bibit bakau hingga mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak nelayan setempat, berbagai upaya Iwan diarahkan untuk menjaga keharmonisan komunitasnya dan warisan alamnya. Dengan memberdayakan generasi berikutnya, ia membuka jalan untuk wisata bakau yang menawan, memastikan masa depan yang berkelanjutan baik untuk alam maupun budaya [3].
Sumber: Mongabay [4]
Aziil Anwar: Penjaga Mangrove dan Pelestarian Satwa Liar
Aziil Anwar, advokat mangrove Sulawesi Barat. Selama hampir setengah dari 62 tahun, Aziil telah mendedikasikan dirinya untuk menanam dan menjaga hutan vital ini. Melalui program pendidikan dan prakarsa wisata, Aziil dan Pusat Pembelajaran Mangrove miliknya telah membudidayakan 60 hektar dengan beragam habitat, yang kini dipenuhi oleh burung-burung yang bermigrasi dan ikan yang melimpah. Komitmen teguh Aziil menunjukkan perannya sebagai pelindung hutan bakau Sulawesi Barat yang berharga [5].
Sumber: Mongabay [4]
Vinsensius Litan Witi: Seorang Visioner Hijau Berdedikasi untuk Pelestarian Mangrove
Vinsensius Litan Witi dan istrinya memulai misi menanam minimal 300 pohon setiap tahunnya. Komitmen mereka yang tak tergoyahkan menarik perhatian yang pantas didapatkan pada Hari Bumi tahun ini. Diikuti oleh berbagai organisasi, termasuk Dinas Perikanan Flores Timur, mereka mengadakan acara luar biasa di Nobo, yang terdiri dari pembersihan pantai dan inisiatif penanaman bakau [6].
Sumber: Mongabay [4]
Saptoyo: Memulihkan Keindahan Mangrove di Pantai Clungup
Pada tahun 1998, hutan bakau Pantai Clungup hilang untuk pertanian. Ketika air bersih mulai langka, Saptoyo mengambil tindakan. Dia membentuk sebuah LSM, meluncurkan proyek restorasi dan program ekowisata untuk merebut kembali pantai untuk hutan bakau. Dengan manajemen yang hati-hati dan dukungan masyarakat, Pantai Clungup sedang dalam perjalanan kembali ke kejayaannya, berkat dedikasi Saptoyo yang tak tergoyahkan. [7].
Sumber: Mongabay [4]
Rika Rumadas: Perempuan Penjaga Mangrove
Pada tahun 2013, Rika Rumadas dan sekelompok tujuh wanita menemukan kualitas perlindungan hutan bakau yang luar biasa terhadap tsunami. Termotivasi oleh pengungkapan ini, mereka mendedikasikan tiga hari seminggu untuk membesarkan dan menanam 32.000 bibit di enam hektar selama dua setengah tahun. Rika Rumadas melambangkan semangat perempuan yang tak tergoyahkan saat mereka menjaga dan memelihara mangrove, menciptakan masa depan yang lebih kuat bagi diri mereka sendiri dan komunitas mereka [8].
Sumber: Mongabay [4]
Dengan memperkenalkan para penjaga yang menginspirasi ini, kita dapat menghargai pentingnya melestarikan dan melindungi ekosistem yang luar biasa ini untuk generasi mendatang.
Sumber-sumber:
Commenti