To read this article in English, click here
Dunia menghasilkan 2,01 miliar ton limbah padat setiap tahun, dengan setidaknya 33 persen dari itu tidak dikelola dengan cara yang aman bagi lingkungan. Sampah yang dihasilkan setiap orang per hari berkisar antara 0,11 — 4,54 Kg dengan rata-rata sebesar 0,74 Kg [1].
Sumber: Monstera [2]
Di Indonesia, hanya 9% sampah yang didaur ulang, 31% tidak dikelola, dan 60% berakhir di TPA. Dalam rangka membuang barang lagi dibutuhkan atau digunakan, sangatlah penting untuk mengelompokkan sampah kita sesuai dengan kriterianya. Jika kita tidak memisahkan sampah kita, maka kita akan membuang semuanya langsung ke TPA.
Untuk memerangi ancaman pencemaran secara global, kita perlu mengajari anak-anak kita untuk peka terhadap teknik dan manajemen pengelolaan limbah yang baik. Pelajaran ini bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan informatif. Kebiasaan pengelolaan sampah tidak perlu terlalu rumit untuk dipelajari, Yaitu [3]:
Menyediakan tempat sampah
Salah satu cara melakukan pembuangan sampah adalah dengan menyediakan tempat sampah di rumah. Ini harus diajarkan pada usia muda sedini mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan banyak cara, seperti mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh bagi anak-anak atau menetapkan aturan tentang buang sampah di rumah.
Pelajaran:
Sampah harus langsung dibuang ke wadah sampah yang ada ketika anak-anak melihat atau memiliki sampah. Ini mengajarkan mereka untuk bersih, disiplin, dan bertanggung jawab atas sampah dan kebersihan di sekitar rumah.
Praktik pemisahan sampah di rumah
Praktik lanjutan dari pembuangan sampah adalah memiliki kebiasaan memilah. Tidak hanya membuang sampah tetapi harus dipisahkan dengan bijak sesuai kriteria. Pemilahan sampah yang paling sederhana adalah tempat sampah basah dan kering, tetapi dapat ditingkatkan dengan memberikan lima kriteria berbeda (dapat dikomposkan, digunakan kembali, didaur ulang, berbahaya, dan residu). Pastikan untuk memiliki tempat sampah berkode warna. Beri label tempat sampah dengan catatan atau dapat menambahkan karakter lucu yang mudah dipahami anak-anak terhadap perbedaan tiap jenis sampah di setiap wadahnya.
Pelajaran:
Ini pengajaran tingkat lanjut untuk mempraktikkan pembuangan sampah ramah lingkungan. Selain itu, segregasi juga menunjukkan kepada mereka bahwa tidak semua barang langsung masuk ke TPA.
Sumber: Pawel Czerwinski [4]
Beli barang ‘re-usable’
Membeli barang-barang yang dapat digunakan kembali dapat bermanfaat dan juga menghemat pengeluaran. Hal ini dapat berupa cangkir, peralatan makan, wadah, tas ramah lingkungan, dan lainnya. Menggunakan kembali bukan hanya tentang menyimpan wadah yang sama dan memutuskan bahwa kita telah melakukan sesuatu yang baik untuk lingkungan, tetapi dengan terus mengurangi limbah dan bahan pembersih yang mencemari lingkungan. Pada akhirnya, barang-barang yang dapat digunakan kembali ini secara konsisten mengurangi jejak karbon [5].
Pelajaran:
Dengan menggunakan kembali suatu barang, barang tersebut tidak berakhir di TPA. Apalagi barang yang belum lapuk dan masih bagus. Semakin sering kita menggunakan kembali suatu barang di depan anak-anak, semakin secara tidak sadar kita mengajari mereka pentingnya men-daur ulang banyak barang di rumah.
DIY dari bahan daur ulang (recycle)
Daur ulang bisa menyenangkan bagi anak-anak. Mereka dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan membawa seni dan kreativitas untuk melakukan daur ulang suatu barang atau sampah. Lakukan beberapa proyek atau karya seni dengan menggunakan bahan daur ulang, bisa berupa kertas daur ulang, gelas, sepatu, ban, botol plastik, bahan pewarna, dan lain sebagainya. Dengan mengubah bahan limbah ini menjadi bahan atau produk baru yang dapat menambah nilai seni atau lingkungan.
Pelajaran:
Anak-anak secara alami ingin tahu dan kreatif, jadi mengarahkan mereka ke kerajinan adalah cara yang bagus untuk mengajari mereka tentang pengelolaan sampah. Alih-alih hanya membuang sampah harian, dorong anak-anak untuk mendapatkan bahan sampah yang dapat didaur ulang dengan kreativitas.
Ajari anak-anak cara membuat kompos di rumah
Cara lain untuk meningkatkan pembuangan sampah yang ramah lingkungan adalah dengan mengolah sampah, salah satunya adalah sampah organik. Sampah organik bisa kita olah dengan cara dikomposkan. Ada banyak cara untuk melakukan pengomposan. Kita dapat membuat lubang kompos di rumah atau dengan opsi lain menggunakan vermicompoter.
Pelajaran:
Kita bisa mengajari mereka bahwa banyak jenis sampah yang dibuang ke tempat sampah, tetapi ada juga sampah yang dapat diolah secara alami oleh alam. Selain itu, kita juga bisa mengajari anak-anak penggunaan produk pengomposan di kebun dengan menanam tumbuhan.
Belajar melalui Game
Pengelolaan sampah untuk anak tidak harus membosankan. Kita bisa berkreasi untuk membuat permainan yang menyenangkan untuk anak-anak kita. Ada begitu banyak sumber di mana kita bisa menemukan ide dan wawasan tentang macam-macam permainan. Peduli lingkungan segera menjadi perhatian kita, sehingga pentingnya hal tersebut dapat dirasakan melalui sejumlah permainan yang menyenangkan.
Pelajaran:
Melalui permainan, anak-anak akan belajar peka terhadap lingkungan, sambil bersenang-senang!
Kesimpulan
Kunci kebiasaan pembuangan yang baik adalah memulainya sejak usia dini. Anak-anak dapat menerima cara-cara pembuangan sampah yang ramah lingkungan ini dengan pemberian contoh dan praktik sehingga menjadi kebiasaan yang permanen. Jadikan ini pelajaran awal dan pertama bagi mereka di bidang pembuangan sampah. Tidak perlu membingungkan, sulit, atau mahal untuk mengajar anak-anak kita!
Sumber:
Hozzászólások