Pandemi COVID-19 telah menjadi bagian integral dari kehidupan di seluruh dunia selama beberapa bulan terakhir; dan sementara ini adalah waktu yang menyeramkan dan tragis untuk banyak orang, bumi telah diberi waktu untuk bernafas. Karena itulah, ini adalah waktu yang tepat untuk melihat implikasi lingkungan dari COVID-19, dalam jangka pendek maupun panjang.
Sumber: Clément Falize [10]
Kami ingin memperjelas bahwa tujuan kami di sini sama sekali bukan untuk menganggap remeh penderitaan yang telah diakibatkan oleh pandemi ini. Tetapi, kami percaya bahwa sangatlah penting untuk mengambil setiap kesempatan untuk menganalisa dampak lingkungan dari kejadian penting dan mempelajarinya untuk masa depan.
Limbah Medis
Di Wuhan, kota pertama yang terdampak oleh penyakit ini secara signifikan, pihak berwenang melaporkan bahwa limbah medis telah meningkat sekitar 480% dari 50 ton hingga 240 ton per hari pada puncaknya [1]. Jenis limbah ini, terutama pada masa COVID-19, biasanya dibakar di fasilitas yang terhubung ataupun dekat dari rumah sakit [8, 9]. Namun, ahli manajemen limbah di Indonesia sangat khawatir akan adanya bahaya dari fasilitas pengolahan limbah medis di dekat sebagian besar rumah sakit Indonesia [6, 8]. Dengan demikian, peningkatan limbah medis yang mengejutkan ini tidak hanya berdampak buruk untuk lingkungan, tetapi juga meningkatkan potensi penyebaran virus [5].
Limbah Rumah
Meskipun data global tampaknya belum tersedia, otoritas China telah melaporkan bahwa selama karantina, warga China telah menghasilkan lebih banyak limbah rumah secara signifikan daripada sebelumnya. Penjelasan paling umum ini tampaknya adalah peningkatan belanja online, termasuk makanan dan pakaian, yang menghasilkan lebih banyak pemborosan daripada pembelian secara langsung [7].
Lebih lanjutnya, para peneliti juga khawatir bahwa kekhawatiran akan tertular COVID-19 dapat mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak plastik sekali pakai dan barang yang dibungkus satu persatu, karena terlihat lebih higienis daripada kegunaan multi-fungsinya [1].
Peningkatan Kualitas Udara
Dampak positif untuk lingkungan yang paling signifikan adalah meningkatnya kualitas udara di seluruh dunia. Di China, telah terjadi pengurangan 25% dari pengeluaran CO2, serta penurunan besar dalam emisi gas berbahaya lainnya [1].
Marshall Burke dari Stanford University memperkirakan bahwa peningkatan kualitas udara ini telah menyelamatkan nyawa lebih dari 75.000 orang yang tinggal di China, sebagian besar balita dan orang tua.
Kejadian serupa telah direkam di Italia dan New York, di mana kota yang terakhir telah melihat pengurangan emisi 50% dibandingkan tahun lalu [2]. Bagaimana angka-angka ini turun begitu cepat? Sebagai permulaan, perjalanan udara, darat, dan laut telah menurun secara signifikan karena pembatasan perjalanan dan berkurangnya perdagangan luar negeri [3]. Selain itu, pengeluaran dari pabrik produksi dengan polusi tinggi seperti batu bara juga telah menurun karena penurunan konsumsi daya secara keseluruhan.
Sumber: Alexander Popov [11]
Potensi Perubahan dalam Norma-Norma Perusahaan
Salah satu peluang terbesar yang telah diciptakan oleh COVID-19 adalah potensi untuk restrukturisasi perusahaan berskala besar. Terlepas dari perlunya teknologi yang telah ada selama bertahun-tahun, bisnis-bisnis tersebut tidak mau menjalankan eksperimen skala besar dengan menambah jam kerja karyawan untuk bekerja dari rumah, sampai akhirnya terpaksa [4]. Dengan memberi karyawan jauh lebih banyak waktu di kantor-rumah, ini akan sangat mengurangi kemacetan jam-jam sibuk di kota-kota besar yang nantinya membantu mengurangi emisi dan polusi udara.
Selanjutnya, satu hal yang juga menjadi sangat jelas selama pandemi ini adalah bahwa walaupun rantai pasokan yang sangat mengglobal sangat efektif dari sisi ekonomi, mereka memiliki kelemahan yang fatal untuk melumpuhkan ekonomi ketika suatu negara produsen yang penting menghadapi pandemi. Beberapa perusahaan non-China telah mengumumkan upaya baru untuk meningkatkan produksi lokal mereka, berdampak kepada emisi pengiriman yang sangat berkurang [4].
Sementara langkah-langkah ini telah memberi kita dampak positif jangka pendek, pandemi ini dan langkah-langkahnya tidak akan bertahan selamanya dan emisi akan mulai naik kembali ke tingkat sebelum COVID-19. Tetapi, aksi lingkungan adalah tentang membantu semua manusia, terutama mereka yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim.
Terlepas dari pengaruhnya, tindakan yang diambil saat ini bukanlah jawaban untuk masalah lingkungan karena orang-orang kehilangan pekerjaan, mata pencaharian dan, sejujurnya, nyawa. Karena itulah, kita perlu menggunakan pandemi ini sebagai kesempatan untuk berpikir dan merefleksikan efek yang kita miliki terhadap planet kita, dan apa yang dapat kita lakukan untuk mengubahnya.
Dalam hitungan minggu dan di seluruh dunia, jutaan orang secara radikal mengubah hidup mereka dan mengisolasi diri dari keluarga dan orang-orang terkasih lainnya.
Kita perlu menyadari bahwa tingkat komitmen dan upaya yang sama perlu dilakukan untuk melindungi planet yang kita miliki bersama.
Jika kita bisa menggerakkan negara untuk mengambil tindakan berani terhadap COVID-19, maka kita pasti bisa bergerak melawan perubahan iklim. Meskipun kita tidak bisa langsung merasakan dampak perubahan iklim sekuat COVID-19, bukan berarti tidak ada dampaknya. Keduanya perlu diberi rasa urgensi yang sama karena Bumi tidak bisa sembuh dalam semalam.
Sumber:
[2] https://www.bbc.com/future/article/20200326-covid-19-the-impact-of-coronavirus-on-the-environment
Gambar :
Comments