top of page
Cari

Apa Saja yang Terjadi pada Maret 2023?

For the article in English, click here


Jutaan Ikan Mati Tersebar di Tengah Gelombang Panas Australia

Sumber: The Washington Times[1]


Pada malam tanggal 15 Februari 2023, seorang fotografer alam, Geoff Looney, menemukan jutaan ikan mati di Bendungan Utama Menindee yang ditandai dengan bau ikan yang membusuk. Penduduk kota Pedalaman Menindee berbagi keluhan yang serupa. Sayangnya, air yang berasal dari Bendungan Menindee mengalir ke gardu pompa warga yang dapat mengganggu kesehatan warga. Departemen Industri Primer di negara bagian New South Wales menyebutkan bahwa kematian jutaan ikan disebabkan oleh gelombang panas yang mengalami kondisi ekstrem akibat banjir besar-besaran. Masalah ini mengakibatkan rendahnya kadar oksigen di Bendungan Menindee.

 

Hutan yang Sehat Akan Menghasilkan Orang yang Sehat:

Selamat Hari Hutan Internasional 2023!


Orang-orang di seluruh dunia memperingati Hari Hutan Internasional setiap tanggal 21 Maret. Tema setiap tahun dipilih oleh Collaborative Partnership on Forests, dan tema untuk tahun 2023, adalah "Hutan dan Kesehatan". Menurut organisasi PBB, hutan dan kesehatan manusia memiliki hubungan yang sangat erat, dimana hutan memberikan kontribusi dalam berbagai aspek; mulai dari air, udara, perubahan iklim, makanan, obat-obatan, hingga kesejahteraan manusia.

Tahun ini, kita diperingati untuk bisa menjaga hutan, bukan hanya mengeksploitasinya. Karena hutan yang sehat akan melahirkan manusia yang sehat.

Sumber : EcoTree[2]


Indonesia, menjadi negara ke-8 dengan hutan terluas di dunia, jumlahnya mencapai 92 juta hektar. Pada Hari Hutan Internasional, banyak organisasi lingkungan di Indonesia yang berbondong-bondong menjalankan kampanye penanaman pohon. Faktanya, Indonesia sudah melakukan penanaman hutan secara rutin seperti yang diregulasikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (INS.1/MENLHK/PDASHL/DAS.1/8/2017).

 
 

Konferensi Air PBB 2023


Konferensi Air PBB 2023 berlangsung dari 22-24 Maret 2023 di New York City, AS. Menjelang konferensi, sebuah laporan penting tentang ekonomi air disajikan. Laporan tersebut menguraikan 7 poin tindakan kolektif untuk mencapai masa depan air yang berkelanjutan dan mendesak pemerintah PBB untuk mengambil tindakan yang lebih kuat. Menurut WHO, seperempat populasi dunia tinggal di negara-negara yang kekurangan air dan memiliki akses ke air minum yang terkontaminasi. Ini menyebabkan 485.000 kematian setiap tahunnya. Menjelang konferensi, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyatakan bahwa Ia berharap konferensi ini dapat menghasilkan Agenda Aksi Air yang memberikan kehidupan yang lebih layak dan berkomitmen.

Sumber : Foreign Brief Geopolitical Risk Analysis[3]


Konferensi kali ini dikenal sebagai konferensi pertama dalam lebih dari empat dekade yang membahas masalah air.

Konferensi ini merilis isu virtual di situs webnya, yang mencakup pilihan artikel berkualitas tinggi yang membahas masalah dan tantangan air utama di berbagai belahan dunia dan menggambarkan upaya para ilmuwan untuk mengatasinya dengan penelitian canggih di lapangan.




 

Pemerintah Peru : $1 Miliar untuk Atasi Isu Pemanasan Global, El-Niño

Sumber : Reuters[4]


Peru dikenal sebagai negara yang paling mudah terkena dampak cuaca ekstrem akibat perubahan iklim. Dalam beberapa tahun terakhir, bencana El-Niño telah melanda Peru, terutama di kota Lima. Akibat bencana ini, setidaknya 8 orang tewas dan lebih dari 20.000 orang[5] terluka juga menyebabkan kerusakan infrastruktur negara senilai lebih dari $320 juta. Menyikapi hal ini, pada Kamis 23 Maret 2023, Menteri Ekonomi Peru, Alex Contreras, bergerak cepat dengan mengumumkan bahwa anggaran sebesar $1,06 miliar akan digunakan untuk mengurangi dampak pemanasan global dan pola cuaca El-Niño. Rencana pencairan dana akan dimulai dalam beberapa minggu mendatang.

Perdana Menteri Peru, Alberto Otarola, juga mengatakan bahwa bencana El Niño diperkirakan akan berlanjut hingga Juli.
 

“Earth Hour” Pertama Secara Fisik dan Terbesar sejak Covid-19 di Filipina

Sumber : PIA (Philippine Information Agency)[6]


Sejak tahun 2008, Filipina telah bergabung dalam salah satu inisiatif WWF, bernama “Earth Hour”. Pemerintah Filipina mendorong warganya untuk bergabung dalam acara yang berlangsung selama satu jam tersebut pada 25 Maret pukul 20.30 hingga 21.30. Warga Filipina secara aktif melaksanakan acara bertema "The Biggest Hour for the Earth" di Quezon City Memorial Circle.

Philippine Electricity Market Corp mencatat penghematan konsumsi listrik sebesar 611 MWh atau setara dengan mengistirahatkan selusin pembangkit listrik tenaga batu bara selama satu jam.

WWF Filipina menyatakan bahwa aksi ini adalah “Earth Hour” pertama yang diadakan secara fisik dan terbesar sejak lockdown Covid-19, dan Filipina terpilih menjadi

 

Apa yang Anda ingin kami bicarakan selanjutnya? Tulis di forum kami DISINI!


Sumber-sumber :


Foto-foto:


Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page