To read this article in English, click here
Demi memenuhi kebutuhan sumber daya yang kian meningkat, umat manusia kini sedang menyedot Bumi hingga kering melalui ekstraksi bahan bakar fosil. Hal ini bukanlah sebuah proses yang mudah karena meliputi berbagai mesin-mesin yang kompleks, perhitungan yang tepat, dan banyak resiko. Jika digabungkan maka sesekali pasti akan terjadi kesalahan, misalnya dalam bentuk tumpahan minyak yang terkadang berefek sangat buruk bagi lingkungan. Hari ini kita akan membahas tentang tumpahan minyak tersebut, yaitu pelaku dari beberapa bencana ekologi terburuk yang disebabkan oleh manusia.
Gambar oleh Bashta [14]
Sebuah kasus tumpahan minyak terjadi ketika aktivitas manusia menyebabkan minyak bumi cair tumpah ke dalam sebuah lingkungan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk polusi yang terburuk, baik bagi umat manusia maupun alam. Tumpahan minyak yang terjadi di permukaan laut sekilas bisa membentuk ilusi berwarna pelangi yang indah, akan tetapi nasib dari para makhluk yang terdampak oleh masalah ini sangatlah tidak indah, sebab minyak tersebut akan melapisi bulu para burung dan rambut para mamalia, dan akan menyebabkan berbagai komplikasi yang akan meminimalisir kemungkinan mereka untuk bertahan hidup [1][2]. Tumpahan minyak juga bisa memperburuk kualitas udara di sekitarnya dikarenakan oleh bahan kimia beracun yang terdapat di dalam minyak tersebut, yang bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika terhirup oleh manusia. [3][4].
Gambar oleh Blair Witherington [15]
Tumpahan minyak bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya seperti efek dari bencana alam, kesalahan manusia, kesalahan teknis, atau penumpahan secara sengaja [5]. Sebuah contoh dari tumpahan minyak yang disebabkan oleh bencana alam adalah kasus Taylor Oil Spill di tahun 2004 yang terjadi karena Siklon Ivan menenggelamkan platform minyak milik Taylor Oil di Teluk Meksiko [6]. Kasus-kasus yang disebabkan oleh kesalahan manusia dan teknis, seperti kasus Deepwater Horizon dan Ixtoc I [7], mendapatkan banyak sorotan media karena sifat mereka yang tidak disengaja. Akan tetapi, kasus-kasus tumpahan minyak yang terbesar di dunia adalah yang dilakukan secara sengaja, yaitu kasus Gulf War Oil Spill dan Kuwaiti Oil Fires yang keduanya disebabkan oleh negara Irak pada tahun 1991 sebagai tindakan perang [8].
Gambar oleh US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) [16]
Upaya pembersihan dan pemulihan dari sebuah tumpahan minyak tidak hanya sangat mahal tapi juga sangat sulit, dan dapat memakan waktu puluhan tahun dalam kasus yang terburuk [9]. Metode kita saat ini untuk membersihkan tumpahan minyak memiliki efek samping yang berbahaya, seperti metode pendispersi minyak yang bisa membunuh ikan dan telur-telur mereka [10], atau memerlukan kondisi tertentu yang sulit untuk dicapai, seperti metode pembakaran terkendali yang hanya bisa dilakukan di kondisi angin yang tenang [11]. Oleh karena itu, penelitian sedang dilakukan untuk menemukan metode pembersihan yang lebih bersih dan efisien, misalnya dengan memakai bakteri tertentu seperti spesies Fusobacteria yang bisa mengkolonisasi dan menguraikan tumpahan minyak di permukaan air laut [12].
Akan tetapi, bahkan jika metode pembersihan seperti itu sudah ada, metode pencegahan masih akan tetap menjadi senjata terampuh kita dalam memitigasi resiko ekstraksi minyak bumi. Misalnya, peningkatan dalam kualitas dan penggunaan GPS telah mencegah banyak kapal tanker minyak dari menabrak terumbu karang [13]. Metode pencegahan baru dan peningkatan efisiensi dari metode yang lama bisa didapatkan dengan mengidentifikasi sumber kesalahan kita. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari kesalahan masa lalu kita dengan cara menengok kembali dan mempelajari kasus-kasus tumpahan minyak yang lampau, agar kita bisa mencegah kemunculan kasus-kasus baru di masa depan.
Ingin membahas topik lain? Yuk, diskusi di forum!
Sumber:
Gambar:
Comments