To read this guide in English, click here.
Sumber: Vanessa Ramirez [8]
Jakarta - Wanita menjalani siklus menstruasi selama 40 tahun dalam hidupnya dan mayoritas tidak sadar akan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan pembalut dan tampon sekali pakai. Namun, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kesadaran akan membuat wanita memilih produk menstruasi yang lebih ramah lingkungan [1]!
Berikut adalah beberapa alternatif:
Menstrual Cup
Sumber: Anna Shvets [9]
Menstrual cup adalah perangkat fleksibel berbentuk corong yang terbuat dari silikon, karet atau lateks yang dimasukkan ke dalam vagina wanita untuk menangkap darah menstruasi yang kemudian dikosongkan setelah 12 jam atau setiap 4 hingga 5 jam selama hari-hari dimana aliran darahnya berat [2].
Tapi mengapa pencinta lingkungan menyukai menstrual cup? Sederhananya: ini adalah alternatif yang ramah lingkungan (karena dapat dipakai kembali, hemat air dan jarang menggunakan plastik) dan sama efektifnya dengan pembalut dan tampon. Sebagai bukti, empat penelitian yang melibatkan 293 wanita melaporkan bahwa tingkat kebocorannya mirip dengan pembalut dan tampon; faktanya, salah satu studi melaporkan ada lebih sedikit kebocoran di antara pengguna menstrual cup dibandingkan dengan pengguna tampon [3].
Mungkin yang paling penting, menstrual cup lebih murah dalam jangka panjang karena dapat bertahan hingga 10 tahun [2]. Sebagai gambaran, biaya menstrual cup yang bertahan selama 3-5 tahun adalah Rp. 175.000,- sedangkan cup yang tahan sampai 10 tahun adalah Rp. 400.000,-.
Sedangkan biaya pada awalnya akan jauh lebih mahal dari rata-rata 12 or 24 bungkus pembalut yang biayanya sekitar Rp. 16.000,- sampai Rp. 30.000,-, tergantung merek dan tipe, tidak ada biaya tambahan untuk 5-10 tahun kedepan dengan menstrual cup.
Sebagai gambaran: harga menstrual cup yang bertahan selama 5 tahun sebesar Rp. 175.000,- sedangkan persediaan satu tahun untuk 24 bungkus pembalut harganya sebesar Rp. 300.000,-.
Menurut dokter kandungan Dinda Derdameisya, peralihan ke produk menstruasi berkelanjutan di Indonesia semakin meningkat, termasuk menstrual cup. Meskipun dapat merupakan alternatif yang lebih ramah lingkungan, beliau mencatat bahwa wanita harus belajar cara membersihkan dan mensterilkan cangkir menstruasi mereka dengan benar untuk mencegah iritasi atau infeksi, seperti Toxic Shock Syndrom (TSS) [4].
Tip: Sebelum menggunakan menstrual cup, rebus dalam panci terbuka selama 5-10 menit dan pastikan seluruh cangkir terendam air. Saat mengosongkan cangkir, cuci dengan sabun non-toxic dan air sebelum dimasukkan kembali. Ingatlah untuk menghindari sabun yang basa atau terlalu asam karena vagina memiliki tingkat pH tertentu. Setelah menggunakan cup setiap bulan, rebus kembali atau cuci bersih dan simpan di dalam kantong katun yang biasanya diberikan saat membeli cup tersebut [5].
Dimana bisa kami beli? - Aloha Cup (Shopee), demibumi.id, sustaination.id, zerowaste.id
Baca Juga: Pembalut dan Tampon: Tumpah Ruah Plastik
Pembalut Kain
Sumber: Peace with the Wild [10]
Pembalut kain adalah pembalut yang dapat digunakan ulang dan terbuat dari poliester, kapas organik, poliuretan dan lainnya [5]. Mereka memiliki sayap yang terpasang pada tempatnya, tidak seperti pembalut sekali pakai yang menggunakan perekat, dan pembalut kain juga jauh lebih nyaman dipakai karena tidak terbuat dari plastik. Selain itu, produk ini tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang berarti jauh lebih aman bagi kesehatan reproduksi wanita [6].
Biaya pembalut kain antara Rp. 27.000,- sampai Rp. 40.000,- yang setara dengan satu bungkus berisi 24 pembalut sekali pakai. Biaya beli lima pembalut kain sekitar Rp. 135.000,- dan mirip dengan menstrual cup, pembalut kain dapat bertahan sekitar 5 tahun yang berarti tidak ada biaya tambahan kedepannya.
Penelitian yang dilakukan di Sumba menemukan bahwa pengguna pembalut kain dapat membantu menghilangkan limbah produk menstruasi senilai 175 kg untuk seumur hidup seorang wanita [7].
Selain itu, beberapa wanita melaporkan merasa pembalut kain mengurangkan iritasi atau gatal dibandingkan pembalut sekali pakai karena bahannya yang lebih breathable.
Namun, menggunakan pembalut kain juga berarti lebih banyak cucian dan beberapa wanita melaporkan merasa lebih “basah” dibandingkan pembalut sekali pakai atau tampon yang mungkin terasa tidak nyaman [5].
Dimana bisa kami beli? - demibumi.id, sustaination.id, zerowaste.id
Berikut adalah ringkasannya:
Kesimpulan
Daripada terpapar bahan kimia berbahaya dalam pembalut sekali pakai atau tampon yang juga sangat boros dan berbahaya bagi lingkungan, sangat disarankan untuk beralih ke menstrual cup atau pembalut kain yang pasti disukai bumi kita.
Saatnya untuk mengubah dan bergabung ke sisi yang lebih hijau.
Cerita tentang pengalamanmu dengan produk-produk tersebut! Tulis di forum kami DISINI!
Sumber:
Gambar:
[10] https://www.peacewiththewild.co.uk/product/small-reusable-sanitary-pads-3-pack-earthwise-girls/
Comments