Hidup minim sampah bukanlah kebutuhan estetis, melainkan kebutuhan yang mendesak.
Sumber: Karolina Grabowska [5]
To read this blog in English, click here
Hari ini adalah hari membuang sampah: kalian mengambil kantong sampah dan membuang isi semua tong sampah yang ada di rumah kalian. Kalian telah melakukan rutinitas ini selama bertahun-tahun dan tiba-tiba, kalian sudah berdiri di depan tong sampah yang bau. Ini adalah saatnya dimana kalian mengucapkan selamat tinggal pada semua kemasan belanjaan, makanan online dan barang lainnya yang kalian pesan secara online, tetapi perjalanan mereka masih jauh dari kata final.
Semua sampah yang kita hasilkan harus menjalani suatu proses yang lama sebelum mereka betul-betul terdaur ulang, dan proses ini lebih lama untuk barang-barang yang terbuat dari plastik. Salah satu cara untuk mempercepat proses ini mulai hidup minim sampah.
Hidup minim sampah adalah pola pikiran
Sumber: Crema Joe [6]
Hidup minim sampah mendorong kita untuk mengurangi kontribusi kita pada pencemaran lingkungan. Prinsipnya, kita harus lebih sadar akan sampah kita setiap hari, baik di rumah ataupun di kantor.
Kita semua tahu 3R, yaitu reduce, reuse dan recycle, tapi hidup minim sampah menggunakan 5 kunci yang dikenal sebagai 5R, yaitu refuse, reduce, reuse, recycle dan rot.
Suatu organisasi bernama zerowasteXchange menjelaskannya lebih jauh [1]: Refuse apa yang kita tidak perlukan, reduce apa yang kita perlukan, reuse menggunakan barang-barang yang dapat digunakan kembali, recycle apa yang kita tidak bisa refuse, reduce dan reuse, lalu rot sisanya. Intinya adalah memaksimalkan potensi setiap barang sampai barang tersebut tidak bisa digunakan lagi.
Selain zerowasteXchange, ada suatu organisasi bernama The Good Tribe yang mengenalkan 12R melalui Love Zero Waste podcast mereka, yaitu remember, respect, refuse, reduce, reuse, return, refill, rot, restore, repurpose, repair, recycle [2].
Sebenarnya, banyak versi Rs yang beredar online, dari yang paling mendasar (3R) sampai yang paling lengkap (12R). Jangan merasa terbebani untuk melakukan semuanya secara bersamaan. Saran kami adalah lakukan perubahan kecil setiap hari dan gunakan kreativitas kalian sampai kalian dapat hidup nol-sampah.
Baca Juga: Dampak dari Budaya Sekali Pakai
Selagi ada permintaan, pasti ada pasokan....
Sumber: Lucien Wanda [6]
Kita menolong melestarikan Bumi setiap kali kita menolak menggunakan kantong plastik saat berbelanja dan mengurangi pemakaian tisu. Kita tidak lagi harus berhadapan dengan sampah yang menumpuk di ujung kamar dan yang terpenting, kita melawan plastik yang merupakan 10% plastik yang mencemari lautan kita [3].
Selagi ada permintaan, pasti ada pasokan. Penanganan sampah merupakan salah satu masalah terbesar di seluruh dunia dan sektor industri mempunyai tanggung jawab yang besar. Proses produksi suatu barang menghasilkan 42% emisi gas kaca [4] dan kondisi ini dapat dicegah apabila kita sadar akan pembelian kita. Lalu, kemasan yang kita hanya gunakan sekali akan tetap ada setelah ratusan tahun. Ini belum termasuk limbah kimia yang beracun.
Untuk keuntungan pribadi, beberapa orang mungkin menganggap hidup minim sampah merepotkan, tetapi coba pikirkan: betapa banyak uang yang kalian bisa simpan dengan mempraktekkan semua Rs!
Komunitas zero-waste ada di sekitar kalian
Sumber: ready made [7]
Baik itu menggunakan sedotan besi untuk minum vanilla latte di Starbucks atau membeli baju di thrift store, kalian sudah berada di jalan yang benar. Terdapat sejumlah tren keberlanjutan; coba tren tersebut selama trennya menghasilkan dampak positif pada lingkungan kita.
Kalau kalian sedang mencari teman seperjuangan, komunitas zero-waste sangat mudah ditemukan, salah satunya adalah Zerowaste.id.
Sumber:
[2] https://www.thegoodtribe.com/blog/2019/1/the-12-rs-of-zero-waste
[3] https://www.theworldcounts.com/challenges/planet-earth/waste/plastic-bags-used-per-year
Foto:
[6] https://unsplash.com/photos/n5qirFAe6rQ
[7] https://www.pexels.com/photo/smartphone-with-recycling-sign-on-screen-placed-on-white-mesh-bag-on-marble-table-3850495/