top of page
Cari

Hidup Minim Sampah: Satu Rutinitas Kecantikan Yang Kamu Harus Coba

Industri kecantikan adalah industri yang tidak pernah mati, tetapi di saat yang sama, industri kecantikan terus menyakiti lingkungan!


Item makeup (palet eyeshadow, blush on, maskara, highlighter, tabung lip balm) diletakkan di atas meja marmer)
Menerapkan rutinitas kecantikan nol-sampah

Sumber:Elemen5 Digital [20]


To read this blog in English, click here

Pada tahun 2019, industri kecantikan bernilai $ 532 miliar [1].


Tak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut adalah pencapaian yang mengesankan, tetapi perlu dicatat bahwa industri kecantikan juga bertanggung jawab atas menumpuknya sampah di TPA dan pencemaran laut akibat sampah plastik mengingat sebagian kecil sampah di Indonesia berhasil didaur ulang.


Jadi, apa sebaiknya kita berhenti menggunakan produk kecantikan?


Jawabannya adalah tidak. Daripada berhenti, sekarang adalah saatnya untuk melihat ulang produk kecantikan yang kita miliki dan mulai melakukan perubahan, salah satunya adalah menerapkan rutinitas kecantikan nol-sampah sehingga dampak negatif yang timbul dari penggunaan produk kecantikan pada lingkungan berkurang. Berikut adalah 5 cara bagaimana kamu bisa mulai rutinitas kecantikan nol-sampah:



 
 


Memahami dampak industri kecantikan pada lingkungan


Pertama, kamu harus memahami alasan mengapa rutinitas kecantikan nol sampah sangat diperlukan. Saat ini, industri kecantikan menghasilkan limbah dalam jumlah besar terutama dalam bentuk kemasan yang mencapai 120 miliar unit setiap tahunnya [2], dan plastik bukanlah pelaku satu-satunya! Nah, mungkin kalian berpikir: tunggu dulu, bukankah kemasan yang terbuat dari bahan selain plastik lebih ramah lingkungan?


Well, kamu tidak sepenuhnya salah. Terlepas dari dampak positif yang timbul dari penggunaan bahan-bahan tersebut, sebagian besar tetap berakhir di TPA sehingga risiko leakage pun naik. Menurut artikel majalah Allure, kemasan produk kecantikan sulit untuk didaur ulang karena tingginya risiko kontaminasi serta kurangnya permintaan pasar terhadap kemasan produk kecantikan yang didaur ulang [3].

Selain itu, sebagian besar produk kecantikan mengandung zat kimia yang membahayakan lingkungan [4]. Contohnya adalah manik-manik mikro yang digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan produk kecantikan dan/atau perawatan kulit seperti scrub wajah, riasan mata dan bibir, pelembab dan lain-lain.


Mungkin kalian bertanya-tanya, “Mengapa mikroplastik mempunyai reputasi yang begitu jelek?” Yang menjadi pokok permasalahannya adalah manik-manik mikro sulit disaring atau terdegradasi sebelum sampai di laut [5]. Kita mungkin tidak sadar akan dampaknya secara langsung, tetapi hewan-hewan laut sangat rentan terhadap manik-manik mikro dan kita pun tidak luput dari risiko tersebut [6].



 
 


Waspada greenwashing

Sebelum kamu beralih pada produk kecantikan nol-sampah, waspada greenwashing. Banyak merek kecantikan menambahkan bahan alami untuk menutupi bahan beracun demi memanfaatkan gerakan hijau [7] .


Sederet botol pompa baru dan kosong serta dua baris wadah kompak kosong di depannya
Waspada greenwashing

Sumber: Polina Tankilevitch [21]



Gunakan produk alternatif yang ramah lingkungan

Menggunakan produk alternatif yang ramah lingkungan terdengar mudah secara teori, tetapi bagaimana çaranya supaya kita tahu produk mana yang ramah lingkungan? Ingat dua kata berikut: naked dan clean.


Naked beauty adalah produk kecantikan yang tidak dibungkus dengan kemasan sehingga meminimalisir sampah [8]. Apabila kamu tidak bisa menemukan produk kecantikan yang masuk dalam kategori naked beauty, ada beberapa DIY yang kalian lakukan di rumah, misalnya membuat parfum dengan aroma favoritmu [9].



Tumpukan sabun batangan berbentuk persegi tanpa kemasan apa pun
Naked dan clean!

Sumber: Tabitha Mort [22]


Clean beauty adalah produk kecantikan yang terbuat dari bahan-bahan tidak beracun, diproduksi secara etis dan tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia [10]. Ada beberapa bahan yang perlu diwaspadai seperti mikroplastik (politena (PE), polypropylene (PP), polimetil metakrilat (PMMA), nilon (PA), dll.) dan triclosan (bahan antibakteri) [5,10].


Jika kamu kurang yakin tentang bahan lain yang berada dalam produk kecantikan atau perawatan kulit pribadi, DIY atau penggunaan bahan sederhana adalah opsi yang memungkinkan. Contohnya adalah menggunakan minyak kelapa sebagai penghapus riasan [11].


 
 

Tinggalkan produk sekali-pakai dan kurangi produk kecantikan yang kamu pakai


Industri kecantikan dapat mendorong kita untuk membeli produk yang dibuat untuk sekali-pakai dengan kemasan yang berlebihan, seperti kapas. Kamu mungkin tidak sadar saat kamu sedang menghapus riasanmu setelah hari yang melelahkan, tetapi setiap orang menghabiskan 730 kapas dalam satu tahun [12] dan hal tersebut dapat dicegah dengan berkomitmen ke produk kecantikan yang bisa digunakan dalam jangka panjang yang dapat digunakan kembali [13]! Kamu bisa membuat kapas sendiri dari kain biasa untuk menghapus riasan [13]. Asyik, kan?


Selain meninggalkan produk kecantikan sekali-pakai, inilah saatnya untuk kamu untuk mendahulukan kualitas daripada kuantitas dimana rutinitas kecantikan yang minim lebih jauh dari cukup dan dapat menolongmu untuk hidup nol-sampah [14].



Sebuah tangan yang memegang kapas yang dapat digunakan kembali di atas meja yang memiliki berbagai barang lainnya (bantalan kapas yang dapat digunakan kembali, lilin wangi, bunga, kain dan beberapa jarum dan benang)
Berkomitmen ke produk kecantikan yang bisa digunakan dalam jangka panjang

Sumber: Melina Trinova [23]


Daur ulang, daur ulang, daur ulang!


Mendaur ulang semua botol-botol kosong kamu, dari kamar mandi sampai ke tas riasan, adalah suatu tantangan. Di negara Inggris, hanya 52% dari populasi sering mendaur ulang produk dari kamar mandi mereka [15]. Terlepas dari itu, mari kita melakukannya demi masa depan dan lingkungan kita!


Kalau kamu bingung bagaimana caranya untuk memulai daur ulang botol-botol kosong, langkah pertama yang kamu harus lakukan adalah bilas sampai bersih [16]. Selanjutnya, kamu harus mencari tahu produk kecantikan dan bagian mana yang bisa didaur ulang dan dimana kalian harus pergi mendaur ulang [16,17], dan jika merek kecantikan tersebut mempunyai program daur ulang [18]. Contoh program daur ulang dari satu merek itu dari The Body Shop dengan program Bring Our Bottles Back, dimana mereka mendorong konsumer untuk mengembalikan botol kosong dengan penukaran poin [19].



Bedak padat, pot glitter, maskara, dan aplikator bibir diletakkan di atas permukaan yang rata
Jangan lupa untuk daur ulang!

Sumber: Annie Spratt [24]


 

KONKLUSI - Masih banyak hal yang harus diperbaiki oleh industri kecantikan, tetapi sebagai konsumen, tidak ada halangan bagi kita untuk hidup nol sampah. Walaupun transisi ke rutinitas kecantikan nol-sampah dapat terasa sulit pada awalnya, kamu akan semakin baik setiap harinya. Nasehat dari kita adalah untuk benar-benar melihat produk apa yang sedang digunakan sehari-hari. Terus tanya pada dirimu sendiri, “Apa aku perlu produk tersebut dan apakah produk tersebut meninggalkan banyak sampah?”.


Lalu tanyakan lagi pertanyaan kedua, “Apa yang aku bisa lakukan untuk menggantikannya?”. Mari kita mengambil langkah pertama dalam merevolusi industri kecantikan. Ayo guys, jangan biarkan industri kecantikan menjadi bencana yang indah.


 

Sumber:


Foto



0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page