top of page
Cari
Gambar penulisFelix Christian

Eco Catch Up Dwi-minggu: 27 Maret - 10 April 2022

To read this article in English, please click here

 

Tidak akan pernah ada cukup surat kabar untuk memungkinkan kita untuk mengetahui semua hal yang terjadi setiap harinya. Oleh karena itu, Eco Catch Up hadir membawa beberapa rangkuman berita terkini tentang lingkungan dan alam yang mungkin kamu lewatkan, mulai dari hasil penelitian emisi gas rumah kaca dari produksi minyak nabati, kondisi pemanasan global saat ini, hingga masjid ramah lingkungan pertama di dunia.


Solusi yang Lebih Lestari Diperlukan Dalam Proses Produksi Minyak Nabati

Di dalam sebuah penelitian terbaru, para peneliti dari Universitas Nottingham menyoroti perlunya solusi yang lebih ramah lingkungan dalam proses produksi minyak nabati dunia. Mereka memberikan beberapa saran untuk mencapai target tersebut, misalnya dengan menggunakan lebih banyak teknologi penangkap emisi gas rumah kaca, dan dengan mengurangi pemakaian nitrogen sintetis, contohnya dengan memilih tanaman kultivar yang memerlukan lebih sedikit nitrogen. Para konsumen minyak seperti kita juga bisa membantu, dengan cara membeli minyak nabati berbasis rapa daripada kelapa sawit dan kedelai [1].

Sebuah fasilitas penangkap emisi metana yang diimplementasikan oleh tim REA Kaltim di Kalimantan Timur
Sebuah fasilitas penangkap emisi metana di Kalimantan Timur

Gambar oleh REA Holdings [6]


Penggunaan Tenaga Angin dan Matahari Sebagai Sumber Listrik Meningkat

Tenaga angin dan matahari kini menghasilkan sekitar 10% dari kebutuhan listrik dunia. Dengan meningkatnya harga bahan bakar minyak dan gas yang dimulai oleh pandemi Covid-19 dan diperburuk oleh peperangan di Rusia dan Ukraina, berbagai negara di dunia sudah mulai menggencarkan pemakaian sumber pembangkit listrik yang lebih bersih. Jika perubahan ini terus berlanjut dan terus meningkat, maka dunia akan bisa mengurangi dampak pemanasan global, sekaligus mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan bakar minyak dan gas [2]. Ayo Indonesia harus ikut berubah juga!

Gambar oleh tenor.com [7]


Area Timur Tengah dan Asia Tengah Memanas Dua Kali Lipat Dari Rerata Dunia

Di tengah-tengah maraknya pemanasan global, area Timur Tengah dan Asia Tengah tengah mengalami pemanasan yang lebih brutal, yakni sebanyak 1,5 derajat selsius dari tahun 1990-an. Peningkatan yang melebihi nilai rata-rata global (0,7 derajat selsius) tersebut ditakutkan akan memperparah masalah bencana alam, makanan, kesehatan publik, kemiskinan, dan konflik di area tersebut. IMF (International Monetary Fund), institusi yang mempublikasikan laporan tersebut, mengatakan bahwa adaptasi iklim harus segera menjadi prioritas utama bagi para pemerintah di area tersebut [3].

Sekawanan domba sedang merumput di tepi sebuah selokan kering di Palestina
Sekawanan domba sedang merumput di tepi sebuah selokan kering yang seharusnya memiliki air

Gambar oleh Ammar Awad [8]


Dunia Kita Hampir Kehabisan Waktu Untuk Membatasi Pemanasan Global

Sebuah laporan pesimistik dari organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa pemanasan global berdampak fatal sebanyak 3,2 derajat selsius akan terjadi di abad ini. Kabar baiknya, jika kita bisa membatasi pemanasan global menjadi 1,5 derajat selsius, maka kita bisa menghindari dampak-dampak fatal tersebut. Akan tetapi harus ada banyak kebijakan, infrastruktur, teknologi baru, serta perubahan pola pikir dan gaya hidup yang harus diimplementasikan sebelum pertengahan abad ini untuk mencapai target ini. Oleh karena itu, ada banyak yang menganggap semua hal itu sebagai khayalan belaka [4].

Sebuah gambar yang menunjukkan bahwa kenaikan suhu yang sedikit saja bisa berakibat besar bagi kehidupan di Bumi
Kenaikan suhu yang sedikit saja bisa membawa kita ke masa depan yang jauh lebih buruk

Gambar oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) [9]


Masjid Istiqlal Menjadi Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Dunia

Kabar gembira dari Indonesia, Masjid Istiqlal telah menjadi masjid pertama di dunia yang dihadiahi sertifikat bangunan ramah lingkungan oleh organisasi International Finance Corporation (IFC). Prestasi tersebut dicapai melalui upaya kolaborasi dari berbagai organisasi dalam menambahkan fitur-fitur ramah lingkungan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian listrik dan air di masjid tersebut. Melalui proyek ini, diharapkan bahwa negara Indonesia dan negara-negara lainnya bisa sadar bahwa kolaborasi seperti ini, hanya saja dalam skala internasional, diperlukan agar dunia bisa melawan perubahan iklim [5].

Seorang pekerja sedang memeriksa serangkaian panel surya yang terletak di atas Masjid Istiqlal
Seorang pekerja sedang memeriksa serangkaian panel surya milik Masjid Istiqlal

Gambar oleh Galih Pradipta [10]

 

Sekian beberapa rangkuman berita terkini tentang alam dan lingkungan yang terjadi belakangan ini. Kami berharap berita-berita dari Eco Catch Up kali ini telah membuat anda lebih berpengetahuan dan sadar akan kondisi alam Bumi kita saat ini. Sampai bertemu lagi di edisi Eco Catch Up yang berikutnya!

 

Ingin membahas topik lain? Yuk, diskusi di forum!

 

Sumber:


Gambar:

0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comentarios


bottom of page