To read this article in English, click here.
Indonesia kaya akan pemandangan alam, margasatwa hingga situs budaya. Bagaimana ya jadinya jika kita bisa menggabungkan ketiga hal tersebut di satu tempat?
Sebenarnya, gagasan ini bukanlah hal baru. Tahukah kamu bahwa Indonesia sedang membangun geoheritage-nya menjadi geopark yang mempromosikan keanekaragaman geologis, keanekaragaman hayati, dan budaya[1]?
Kami tahu apa yang kamu pikirkan: apa sih arti geoheritage dan geopark? Nah, geoheritage adalah kawasan fitur geologi dengan nilai ilmiah, pendidikan, budaya, atau estetika yang signifikan[2]. Di sisi lain, geopark adalah kawasan geoheritage yang ditujukan untuk wisata pendidikan dan dikelola dengan konsep holistik perlindungan, pendidikan dan pembangunan berkelanjutan[3].
Indonesia memiliki enam geopark yang telah diakui sebagai UNESCO Global Geoparks.
1. Batur Global Geopark, Bali
Sumber: Geio Tischler [9]
Gunung Batur adalah gunung berapi aktif yang memiliki kaldera besar dan mempesona, atau biasa dikenal dengan danau berbentuk bulan sabit[4]. Selain itu, Batur Global Geopark memiliki desa bernama desa Trunyan yang terkenal dengan tradisi pemakamannya yang unik.
2. Global Geopark Gunung Sewu, Daerah Istimewa Yogyakarta
Terletak di Pegunungan Selatan Jawa Timur, Gunung Sewu dikenal dengan lanskap karst tropisnya yang didominasi oleh batu kapur.
Zona depresi yang ditempati oleh gunung berapi aktif Merapi dan Lawu membatasi bagian utaranya, sedangkan bagian selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Selain nilai estetika dan rekreasi, Gunung Sewu kaya akan keanekaragaman hayati, arkeologi, sejarah dan aspek budaya. Sekitar 1.802 km2 wilayah tersebut berisi jejak pemukiman prasejarah[5].
3. Rinjani-Lombok Global Geopark, Nusa Tenggara Barat
Rinjani-Lombok Global Geopark memiliki alam yang kaya, termasuk sabana, hutan semi-gugur, hutan cemara pegunungan rendah dan tropis.
Sumber: David Wollschlegel [10]
Sekitar 80% penduduk Lombok adalah bagian dari kelompok etnis Sasak. Beberapa upacara adat yang diwariskan secara turun-temurun dan masih ada sampai sekarang, antara lain upacara perkawinan adat yang dikenal dengan Nyongkolanis, perang adat yang dilakukan oleh Pepadu dan Wayang Sasak[6].
4. Ciletuh Palabuhanratu Global Geopark, Jawa Barat
Ciletuh Palabuhanratu Global Geopark dikenal dengan keanekaragaman geologi yang langka, seperti batuan yang terangkat, pergeseran zona magmatik purba dan evolusi busur depan.
Sumber: Fadehl Rabbani [11]
Keragaman budaya merupakan salah satu pilar utama Ciletuh. Keterlibatan masyarakat lokal dalam inisiatif yang berkaitan dengan konservasi, pendidikan dan promosi Geopark merupakan faktor utama dalam program pembangunan berkelanjutan Geopark[7].
5. Geopark Global Kaldera Toba, Danau Toba
Sumber: HengYao Tang [12]
Gunung berapi Toba telah menarik perhatian dunia karena letusan supervolcanicnya yang terjadi 75.000 tahun silam. Apalagi kaldera Toba memiliki hubungan geologis dan warisan yang tinggi dengan masyarakat lokal, terutama dalam hal budaya. Salah satu budaya yang melekat adalah cerita rakyat tentang asal muasal Danau Toba dan Pulau Samosir.
6. Belitong Global Geopark, Pulau Bangka Belitung
Sumber: Nia Giri [13]
Belitong Global Geopark memiliki banyak geoheritage yang berharga, seperti batuan granit di Pulau Belitong, gunung api bawah laut purba bernama Lava Bantal Siantu, dan mineral timah terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, kondisi geologis alam Pulau Belitung yang unik juga kaya akan keanekaragaman hayati, seperti ikan Hampala dan ikan Toman. Tidak hanya itu, keanekaragaman flora yang melimpah di wilayahnya membuat masyarakat Belitong Global Geopark dikenal dengan pemanfaatan jamu [8].
Baca juga: Ibukota Baru Indonesia Akan Dibangun dengan Konsep Smart, Green dan Clean. Inilah Cara Mewujudkannya
Sumber:
[8] https://kemlu.go.id/portal/id/read/2380/berita/belitong-ditetapkan-sebagai-unesco-global-geopark
Gambar:
Kommentare