top of page
Cari

Progres Pengembangan Energi Hijau di Indonesia

To read this article in English, click here


Dalam Perjanjian Paris, Kontribusi yang Ditentukan secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) Indonesia menguraikan transisi energi negara menuju rendah karbon dan ketahanan iklim di masa depan [1]. Dilihat dari sektor energi, bagaimana implementasi pemerintah untuk mencapai target NDC tersebut menjadi masyarakat rendah karbon melalui energi hijau?

Pembangkit Listrik Tenaga Surya, salah satu bentuk energi terbarukan
PLTS merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang menggunakan matahari sebagai sumber energi

Sumber: Mariana Proenca [13]


Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Nasional 2019-2028 yang terbaru (lihat gambar di bawah), diperkirakan kapasitas tenaga batubara akan terus tumbuh tiap tahunnya dan mencapai 57 GW pada tahun 2028, yang berarti pemerintah masih merencanakan untuk terus melanjutkan pengembangan industri hilir batubara meskipun adanya kewaspadaan krisis ekonomi pada industri ini [2].

Sumber: Indonesia Energy Transition Outlook 2021 [14]


Namun, Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak 29% dan salah satu strateginya adalah menggunakan energi terbarukan sejak ratifikasi Perjanjian Paris [3]. Pertanyaannya: Bagaimana perkembangan rencana ini terutama selama pandemik Covid-19 terjadi?

 
 

Progres Terkini: Energi Terbarukan

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, prospek energi terbarukan di Indonesia tetap positif meskipun adanya Covid-19, mengingat peningkatan pasokan energi campuran dari 9.2% menjadi 11.51% [4]. Tidak hanya itu, Dadan Kusdiana, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menyatakan target investasi ke energi terbarukan akan meningkat pada tahun ini sebagai akibat dari pembangunan dan perluasan energi terbarukan [5].


Selain itu, beberapa perusahaan bahan bakar fosil telah menunjukkan minat terhadap energi terbarukan seperti PT. Pertamina, PT. Adaro Energy, PT. MedcoEnergi, dll. Tetapi perusahaan bahan bakar fosil ini belum berkomitmen untuk bebas karbon pada tahun 2050.


Meskipun demikian, beberapa proyek telah ditunda karena tindakan pembatasan sosial Covid-19.


Energi Panas Bumi

Karena adanya tindakan pembatasan sosial Covid-19, tiga proyek energi panas bumi pada tahun 2020 ditunda dan akan dilanjutkan tahun ini. Kapasitas instalasi energi panas bumi di Indonesia akan meningkat dari 2.130,7 MW menjadi 2.326,7 MW pada tahun 2021. Hendry Tan, CEO dari Star Energy Geothermal, menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi terbesar dalam energi panas bumi, yaitu 24.000 megawatt (MW) [6].

“24.000 MW 24.000 MW itu bisa menerangi sekitar 18,4 juta rumah, juga bisa mengurangi pemakaian bahan bakar minyak, dan tentu menghemat devisa, dalam satu tahun bisa menghemat devisa sekitar US$ 7,42 billion (miliar)”. – Hendra Tan

Tenaga Air

Beberapa proyek tenaga air akan dilaksanakan tahun ini. PT. PLN menjalankan beberapa proyek pembangkit listrik tenaga air seperti PLTA Pasangan di Aceh, PLTA Asahan 3 di Sumatera Utara, dan PLTA Cisokan di Jawa Barat [7].


Tenaga Surya

Tenaga surya terus bertumbuh meskipun pandemi sedang berlangsung, dan pemerintah merencanakan untuk mempercepat pembangunannya. Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia mengklaim pemerintah telah mempersiapkan pemasangan 22.000 penerangan jalan bertenaga surya, pembangunan sistem tenaga surya fotovoltaik untuk mendukung kementerian/kelembagaan, ketenagaan listrik energi terbarukan, dan sebagainya [8].

“Untuk mendukung sektor pertanian dan perikanan, kami akan membangun sistem tenaga surya atap dan sistem pemasangan surya darat untuk menyalakan gudang pendingin (cold storage)” – Arifin Tasrif

Bioenergi

Sumber-sumber bioenergi dapat ditemukan di Kalimantan, Sumatra, Irian Jaya, dan Sulawesi. Pemerintah Indonesia juga berencana untuk menggenjot pengembangan bioenergi untuk mencapai target 23% tersebut pada tahun 2025 [9].


Trois Dilisusendi, Kepala Sub Direktorat (Subdit) Penyiapan Program Bioenergi Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengklaim Indonesia memiliki bahan bakar nabati, biogas, biomassa, dan kemungkinan akan menggunakan bauran biomassa ke dalam pembangkit ketenagalistrikan Indonesia di masa yang akan datang. Potensi bioenergi di Indonesia adalah sebanyak 442 GW namun realisasinya hanya 99.4 GW yang baru memenuhi 2% dari targetnya [10].


Energi Angin

Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Angin Indonesia diperkirakan mencapai 255 MW pada tahun 2025. Akan tetapi, kapasitas yang sudah ada hanya mencapai 135 MW pada tahun lalu dengan 75 MW dari Sidrap dan 60 MW dari wilayah Jeneponto. Untuk mengidentifikasi dan memilih lokasi proyek, diperlukan ketersediaan peta potensi energi angin. Tahun lalu, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Energi Konservasi memperbaharui peta dengan memperpanjang periode inputan model dan menghitung potensi energi angin onshore dan offshore Indonesia [11].

 
 

Program 2021

Adapun sub-sektor Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Energi Konservasi, Kusdiana menjelaskan akan ada beberapa program strategis untuk mempercepat pergerakan Indonesia menuju energi terbarukan di masa depan:

  1. Program Wajib B30, program wajib untuk bauran 30% biodiesel dengan 70% bahan bakar jenis solar

  2. Pengembangan co-firing biomass, menggunakan metode co firing, biomass akan digunakan sebagai pengganti batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

  3. Meningkatkan kapasitas energi terbarukan melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya secara masif

  4. Konversi pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil seperti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel – menghasilkan banyak emisi gas rumah kaca – dengan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan [12].


Pada akhirnya, transisi menuju energi terbarukan di Indonesia tetap positif, namun tidak dapat dipungkiri masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan bagi pemerintah untuk mencapai targetnya.


 

Kunjungi forum kami jika ada pertanyaan mengenai energi hijau!

 

Sumber:


Foto:

0 komentar
bottom of page